Pentagram itulah nama panggilan dia dari anak-anak di sekolahnya. Sesungguhnya dia satu-satunya sahabatku nama aslinya Durasia Ruma, memang cukup aneh namanya tapi itu tidak kupedulikan. Alasan dia dipanggil putri Pentagram dikarenakan di bagian atas telapak tangan kananya ada gambar pentagram, anehnya dia sepertinya tidak meperdulikan gambar yang ada di telapak tangannya itu, jika ada yang bertanya kenapa gambar itu bisa ada di tangan dia, dia hanya menjawab kalau gambar itu sudah ada sejak dia lahir. Sebenarnya aku juga bertanya-tanya kenapa bisa ada gambar Pentagram di telapak tangannya tapi tidak terlaluku pedulikan sampai insiden itu terjadi. Pada saat itu hari sedang hujan cukup deras, pada saat itu aku yang sedang dalam perjalanan dari sekolah melihat dia sedang berdiri di sebuah makam sambil memegang sebuah botol kecil yang berisi cairan, aku tidak tahu cairan apa yang ada di dalam botol tersebut karena pada saat itu hujan turun cukup lebat jadi padanganku pada saat itu tidak cukup jelas, karena kupikir mungkin dia sedang bersemayam di makam orang tuanya karena orang tua, dia meninggal pada saat dia masih berumur 7 tahun dalam sebuah perjalanan bisnis, karena aku berpikir dia sedang bersemayam jadi aku terus berjalan menuju ke rumahku. Besoknya aku mendengar berita terjadi pembunuhan di Jln.xxx astaga itu adalah jalan dimana aku melihat Dura, seingatku ia sendirian dan di tempat itu tidak ada siapapun di sekitar situ jadi bagaimana kejadian itu bisa terjadi. Tapi aku tidak terlalu mengkhawatirkan tentang berita itu tetapi aku lebih khawatir dengan Dura karena hanya dialah yang telah menerimaku untuk menjadi sahabatnya. Saat aku berada di sekolah aku segera mencari Dura dan menemukan dia di taman belakang, aku melihat dia sedang berdiri menatap pohon dengan memegang botol yang sama, mendadak aku tidak sengaja mendengar perkataan yang cukup membuat aku terkejut,
"maafkan saya sahabatku, Yue Ling seharusnya tak kubiarkan kamu menderita untuk kedua kalinya"
kata-kata itu keluar dari mulut Durasia secara tiba-tiba, tapi apakah dia menyadari apa yang dia katakan ?? Kenapa dia harus berkata maaf kepadaku ?? Apa yang dia telah perbuat kepadaku sampai dia harus berkata seperti itu ?? Akupun langsung berlari meninggalkan tempat itu dengan ketakuttan dan tidak sekalipun melihat lagi ke belakang apakah dia sadar kalau ada di sana atau tidak aku sudah tidak perduli akan tetapi pada saat itu aku mendapat jawaban dari rahasia Pentagram yang berada di tangannya.
Aku terus berlari dan berlari aku tidak bagaimana aku bisa sampai di tempat dimana aku bertemu dengan Dura. Tanpa kuduga Dura sudah berada di sana berdiri menatapku dengan tatapan sedih, walaupun aku takut ketika melihat dia tapi aku memberanikan diri untuk bertanya apa maksud dari semua yang dia katakan. Matanya yang berwarna hitam dan merah itu tetap menatapku dengan tatapan sedih, ia tidak menjawab pertanyaanku akan tetapi ia berjalan ke arahku dan menunjukan sesuatu yang mengejutkan saat dia mencoba mendorongku aku menyadari, tangan dia menembus badanku. Aku terkejut melihat hal itu, setelah menunjukan hal itu dengan suaranya yang datar dan sedikit suram dia memberitahu kalau sebenarnya aku sudah meninggal tapi aku tidak menyadarinya dan karena itu dia mendapatkan tanda Pentagram itu. Dura juga mengatakan kalau orang tuanya sebenarnya bukan meninggal karena kecelakaan tapi mereka meninggal karena harus bertanggung jawab atas nyawa seseorang. Karena aku tetap tidak mengerti apa yang dia katakan, dia akhirnya memberi tahu kalau orang tuanya harus meninggal karena dibunuh oleh dia sendiri. Dia membunuh orang tuanya setelah tahu kalau orang tuanya telah membuat kesalahan yang besar dihadapannya. Orang tuanya telah membunuh seorang anak perempuan yang bagi Dura sangat penting bagi dia bahkan melebihi nyawanya, setelah Dura memberi tahu masa lalunya mendadak aku menyadari retina pada mata merahnya berubah menjadi sesuatu yang menjadi mimpi burukku selama ini retinanya berubah menjadi lambang yang dianggap kematian oleh banyak orang dan juga jawaban dari semua perkataannya lambang tengkorak.
Ketika mata tengkoraknya mengarah kepadaku, pandanganku langsung gelap dan tiba-tiba aku mendengar suara tebasan dan suara sesuatu jatuh seperti tubuh manusia, pada saat pandanganku mulai terlihat, aku terkejut ketika melihat seorang anak perempuan, tangannya memegang pisau, hanya saja pisau itu ada bercak darahnya darah itu terlihat masih segar, dia menatap kedua orang yang baru saja dia bunuh karena padanganku masih buram jadi aku tidak bisa mengenal dua orang yang baru saja dia bunuh, begitu juga dengan anak itu. Setelah memandang kedua korbannya cukup lama, dia langsung berlari ke sebuah kamar di dalam kamar itu ada seorang anak perempuan yang lebih muda dari dia terbaring di sana seperti sedang tidur, dia melihat anak itu dan terkejut setelah itu dia berjalan masih dengan ekspresi terkejut hanya saja kali ini dia seperti ingin menangis. Dia berjalan semakin dekat, anak perempuan itu menatapnya, lalu dia memeluknya sambil menangis,
"maafkan saya karena kebodohan saya kamu yang harus menjadi korbannya maafkan saya sahabat"
Aku terkejut ketika mendengar apa yang dia katakan karena hanya Dura yang bisa berkata seperti itu dan suara anak itu mirip Dura, dan aku lebih terkejut ketika menyadari telapak tangan kanannya ada gambar Pentagram, akan tetapi siapa anak kecil yang dipeluk oleh dia akan tetapi, sebelum aku menyadari siapa anak yang dia peluk, Dura sudah muncul dihadapanku.
Aku melihat Dura menatapku dengan sedih, walaupun aku masih takut untuk berbicara dengan dia tapi karena Dura menatapku dengan sedih, akupun memberanikan diri untuk berbicara kepadanya.
"Dura, jangan kau bilang kalau anak kecil itu adalah aku dan perempuan itu adalah kamu. Jika itu benar kenapa hal itu bisa terjadi ?
" Dura tidak menjawab tapi dia menganggukan kepalanya,
"Dura....... Kau tidak perlu takut untuk menjawab"
kalimat itu tiba-tiba saja keluar dari mulutku. Aku tidak tahu bagaimana reaksi Dura, aku pikir dia akan marah ketika mendengarnya tetapi dia tetap menatapku.
"Putri.......Wang......"
Mendengar apa yang dia katakan membuat aku terkejut dan tidak bisa berkata-kata,
"kamu adalah renkarnasi dari putri Wang orang yang harus saya lindungi melebihi nyawa saya sendiri tapi kamu meninggal lebih dulu daripada saya"
mendengar semua yang dia katakan aku hanya diam. Walaupun ekspresi dia tidak terlihat tapi tatapan matanya menunjukan rasa bersalah atas semua yang ia lakukan pada saat itu,
"Dura apa tidak ada cara untuk menghidupkan aku lagi ?"
Alasan aku bertanya hal itu karena aku tidak ingin dia terus menyesal atas apa yang telah ia perbuat. Dura menggelengkan kepalanya secara pelan-pelan sehingga hampir tidak terlihat ia menggelengkan kepalanya,
" ti...tidak MUNGKIN ! Pasti ada cara lain"
bukannya aku tidak percaya kepadanya tapi dia tahu aku adalah tumbal bagi orang tuanya tapi dia tidak mencari cara lain untuk menghidupkanku walaupun itu tidak mungkin. Saat aku akan berbicara lagi tiba-tiba saja Dura mendorongku, aku tidak tahu kenapa Dura mendorongku tapi, setelah aku melihatnya aku terkejut melihat ada beberapa rantai keluar dari sebuah lubang yang cukup lebar. Rantai itu terus berusaha untuk menangkapku walaupun aku berusaha untuk menghindarinya, melihat rantai itu selalu mengejar aku, aku sadar kalau rantai itu adalah rantai kematian yang berusaha menarik jiwa orang yang masih berkeliaran untuk dibawa ke alam lain.
Walaupun aku berusaha menghindar tapi rantai selalu berusaha untuk menangkap dan menarikku, disaat aku hampir menyerah mendadak Dura menarikku dan berkata
"inilah satu-satunya cara agar kau tetap hidup, dan juga saya akan membayar semua kesalahan yang saya telah lakukan"
aku terkejut mendengar semua yang dia katakan. Akan tetapi sebelum aku bisa mengatakan sesuatu kepada dia, sebuah rantai menembus dada Dura, tepat mengenai jantungnya
"DURA!"
Aku memanggil namanya karena terkejut melihat apa yang dia lakukan,
"tidak ...apa..apa....Ling...se..lama kamu..yang...hi..dup nya...wa...bukan...masa..lah...bagi...sa..ya..."
Kata-kata itu diucapkan secara terbata-bata, dia memang sudah tidak mungkin untuk bisa berbicara tapi dia memaksakan dirinya untuk berbicara, belum sempat aku mengatakan sesuatu kepadanya, Dura sudah ditarik oleh rantai kematian
"semoga kita bisa bertemu lagi Ling"
itulah perkataan terakhirnya sebelum masuk ke dalam dunia kematiannya
Saat aku terbangun hanya ada kalung penangkap mimpi milik Dura yang ada akan tetapi Dura sudah tidak ada, walaupun aku berteriak dan mencarinya tetap saja Dura tidak bisa ditemukan. 19 tahun setelah kematian Dura aku telah mencapai semua impianku dan menaati janjiku kepada Dura kalau aku akan tetap hidup. Aku pergi ke taman dimana aku melihat Dura pertama dan terakhir kalinya sambil membawa kalung milik Dura, di tengah mengingat masa laluku tiba-tiba seseorang memegang pundakku, saat aku melihat ke belakang aku melihat seseorang yang mirip Dura hanya saja tangan kananya diperban . ia bertanya apakah aku Dr.Yue Ling akupun menjawab iya, ia terseyum dan membuka perban di lengan kanannya. saat melihat tangan kanannya aku langsung menangis, dia berjalan kearahku mengusap kepalaku seperti yang Dura biasa lakukan
"dasar sudah besar masih menangis"
mendengar apa yang dia katakan aku langsung menghentikan tangisanku dan mengatakan selamat datang kembali kepadanya, benar Dura sudah kembali dengan nama baru.
NB: - maaf jika ada kesalahan dalam penulisan ini pertama kalinya saya membuat sebuah cerita
- Kesamaan dalam nama dan alur cerita hanya sebuah kebetulan
- nama Durasia Ruma sebenarnya gabungan dari nama Daruma dan Rusia
- alur cerita dan nama hanyalah sebuah cerita bukan diambil dari kisah nyata
Salam dan terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar